Apasih sebenarnya Sport tourism ini dan hubungannya dengan pariwisata berkelanjutan
seperti apa?
Kita simak melalui “Sekolah Di Kedai Kopi” yang perdana terlaksana pada minggu, 12
februari 2023 kegiatan yang didesain secara santai layaknya kita sedang nongkrong biasa dan
sharing dari berbagai sudut pandang dan perspektif masing2 akan sedikit membuka
pandangan terkait Kedai Kopi bukan sekedar tempat ngopi biasa.
Mengenal Sport Tourism dan Pariwisata Berkelanjutan
Kembali ke pertanyaan utama tentang “Sport tourism dan Pariwisata berkelanjutan”. Menurut
beberapa artikel yang saya baca melaui laman internet, Sport tourism merupakan kegiatan
traveling atau berpergian dari satu tempat ke tempat lain dengan tujuan terlibat dalam suatu
kegiatan atau acara olahraga. Jadi sport tourism sesungguhnya tidak bisa hanya disimplifikasi
sekedar mendatangi event olahraga tertentu. Lebih dari itu, traveling ke tempat tempat wisata
terkenal yang berhubungan dengan olahraga pun juga masuk kategori sport tourism.
Demikian juga terlibat akif dalam aktivitas olahraga tertentu di tempat atau daerah lain.
Melihat situasi saat ini dimana kita semua telah mengalami situasi pandemi dimana kesehatan
dan olahraga menjadi hal yang sangat penting. Saat ini dimana pandemi berangsur berlalu
dan pariwisata kembali dengan gairahnya serta banyak memunculkan produk wisata yang
mengadaptasi pandemi kemarin, menjadi era baru dalam dunia wisata Indonesia. Salah satu
yang banyak diminati di era baru ini adalah wisata olahraga atau sport tourism. (Semeru Alas
Trial Run) adalah salah satu contohnya, event yang diinisasi GIMBAL ALAS dan memilih
Mas WIWID S sebagai ketua merupakan event lari yang berangkat dengan berbagai
keresahan yang timbul, salah satunya yang dinyatakan mas Wiwid minggu itu “Kalau ke
semeru pasti orang terfokus dengan puncak mahameru atau ranukumbolo padahal di Semeru
banyak sekali spot atau hal menarik di sudut2 lerengnya.” Ungkapnya saat mengisi acara
Sekolah di Kedai Kopi minggu lalu. Keinginan dari teman teman Gimbal Alas inilah yang
akhinya menjadikan event tersebut selain sebagai lomba lari juga media promosi wisata
utamanya di Gunung Semeru.
Berbeda dengan Mas Wiwid dan teman teman Gimbal Alas. Trenggalek seperti memiliki
masa depan wisata yang cerah di tangan Mas DIDIK (Trenggalek Rock Climber) melihat
potensi di daerah asalnya yang memiliki banyak bebatuan dan tebing, Mas Didik aktif
mengangkat pariwisata di Trenggalek melalui event yang berangkat dari hobinya yaitu panjat
tebing. Fun Climbing yang rencananya dilaksanakan di Tebing Telung Lintang pada 11-12
maret contohnya, acara yang kesekian kali diadakan mas Didik ini sagat menarik bagaimana
melalui sebuah event beliau turut mengundang masyarakat sekitar unuk berpartisipasi dalam
aspek apapun. Dimana beberapa anak sekitar di edukasi tentang memanjat hingga praktek
memanjat secara langsung. Padahal, mulanya memanjat itu bagi warga sekitar adalah hal
yang menakutkan dan tidak familiar sama sekali, melalui sifat telaten (kalau orang jawa
bilang) pria asli Trenggalek berhasil membuat warga sekitar percaya bahwa panjat tebing
adalah salah satu daya Tarik wisata di daerahnya bahkan mereka dapat berperan secara
langsung di lapangan.
Sarana Olahraga Sebagai Obyek Wisata
Hal menarik kemudian diungkapkan oleh Ilham Zada (jurnalis olahraga) bagaimana di
London sana kegiatan olahraga utamanya sepakbola menjadi salah satu penopang ekonomi,
“Ketika saya ke London, ada atau tidak ada pertandingan stadion tidak pernah tidak didatangi
wisatawan. Ketika pertandingan wisatawan mungkin mendukung tim yang berlaga kala itu,
tapi saat tidak ada pertandingan stadion layaknya museum dimana tour menyusuri locker
room pemain hingga tribun jadi salah satu daya tarik wisatawan”. Bukan hanya di dunia bola,
cycling (bersepeda) di Paris menjadi event yang ditunggu2 banyak orang local maupun
internasional. Event yang telah dilakukan 100 tahun yang lalu ini rasanya seperti menjadi
“Hajinya” para pesepeda, FUN FACTnya jalur bebatuan ini sudah ada saat jaman kerajaan.
Konklusi
Lalu apakah hal tersebut bisa dikembangkan di Indonesia? Ini jadi sebuah pertanyaan diakhir
obrolan kala itu. Jika dilihat secara menyeluruh kita memiliki potensi itu, apalagi kegiatan
olahraga seperti trail run, panjat tebing dll dapat turut serta menjaga kelestarian lingkungan
dan keberlangsungan ekonomi. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk “Pariwisata
Berkelanjutan” jika berkaca dengan kutipan planet people before profit tentu ini jadi sesuatu
penting, karena pada dasarnya wisata yang penting adalah tempatnya kalau tempatnya saja
sudah rusak lalu apa yang dijadikan objek wisata?